Sabtu, 11 Desember 2010

Alditsa "Dochi" Sadega : Dewasa Itu Ada Waktunya

Aneh juga ada orang yang melarang orang untuk suka melakukan sesuatu atau senang melakukan yang disuka. Padahal gampang saja. Kalau suka ya jalankan, kalau tidak suka ya tidak usah dilakukan. Hal yang sederhana namun jadi kompleks. Contohnya saya, walaupun satu keluarga saya tidak ada yang suka pedas, saya suka. Sepertinya tidak ada masalah. Atau walau teman-teman saya menyukai duren, saya tidak.

Tapi kalau mereka lagi makan duren saya tidak akan bilang, "Sudah bau kok disukai?" atau semacamnya. Teman-teman saya merokok tapi saya tidak. Tapi saya tidak meminta teman-teman saya untuk berhenti merokok. That`s just a way of life. Untuk tulisan ini saya ingin berbagi cerita.

Hari itu tanggal 31 Oktober tahun 2009, dan band saya, Pee Wee Gaskins manggung di dua tempat. Setelah main di Hall A Senayan, kami pindah tempat yang juga di Senayan. Di situ saya sendiri masuk ke venue, melewati detektor logam yang biasa kami temui di airport. Ada kejadian lucu. Di depan saya persis ada segerombolan orang memakai baju hitam yang bagian belakangnya bertuliskan "Fuck all partydorks" (partydorks adalah sebutan untuk penggemar Pee Wee Gaskins). Ya, tak lain dan tak bukan mereka adalah APWG (Anti Pee Wee Gaskins). Mereka persis berada di depan saya, dan saya yakin sekali mereka tahu saya. Tapi anehnya tidak ada gerakan apapun dari mereka. Lucu atau mungkin saya juga yang tidak sadar. Tak beberapa lama personel Pee Wee Gaskins lain seperti Sansan, Omo, Ayi masuk dan mereka bilang di depan banyak APWG berteriak, "Sansan anjing", bla bla bla. Tapi tidak ada waktu buat meladeni karena kami harus wawancara di atas panggung dan kami sudah telat.

Tidak lama, setelah Kerispatih selesai, kami naik panggung. Seperti biasa, mereka (APWG) mengacungkan jari tengah, melempar botol kosong, tapi sambil ikut menyanyi juga. Kebanyakan mereka mengatasnamakan penggemar band lain. Lucunya, mereka tidak tahu saya berteman sangat baik dengan orang-orang di balik kelompok atau fanbase tersebut.

Selesai manggung, kami lantas santai dan ngobrol di belakang panggung dengan partydorks yang masuk ke dalam. Kami kaget mendengar berita kalau mereka takut pulang karena APWG. Ada yang diancam mau ditusuk, dan banyak topi-topi Dork yang diambil secara paksa oleh mereka. Beberapa anak saking takutnya jujur bilang ke kami takut naik angkot bertemu APWG, tapi mereka tidak punya uang untuk naik taksi. Akhirnya kami bantu dengan memberi ongkos taksi. Setelah angkut barang ke mobil, ada kejadian, dan ini terekam di kamera Regi, road manager kami. Salah satu APWG di seberang jalan buka celana, mengeluarkan kemaluannya, buang air kecil sambil melambaikan jari tengah ke arah kami dengan pongahnya. Muncul pikiran, "Sikat tidak?".

Akhirnya dua mobil kami berisi sembilan orang keluar dari area parkir Senayan dan sampai ke depan hotel Sultan. Di situlah mereka berada, kira-kira sekitar 30 orang memakai atribut APWG, seperti gangster yang meresahkan. Kami berhenti di depan mereka, membuka pintu, dan terjadi kericuhan. Tiga orang teknisi kami cidera, dan bisa saja kami mati sia-sia malam itu. Hanya untuk menjawab pertanyaan, "Kenapa sih kalian APWG?"

Mungkin kami melakukannya karena malam sebelumnya kami baru saja nonton Green Street Hooligans di DVD, or we were just being young and reckless? Sayangnya, orang yang kami incar, yang berani mengeluarkan kemaluannya dan mengencingi kami dari jauh, adalah orang yang paling lincah lari sampai masuk ke tol. Tapi kami berhasil menginterogasi satu orang, karena yang lain menghilang entah ke mana.

"Kenapa sih elo APWG?" kata kami. Dia cuma menjawab: "Gue nggak tau, Bang, apa itu APWG. Gua cuma ikut-ikutan." Mungkin dia adalah satu dari 32.771 orang yang tergabung di jejaring sosial Facebook Anti Pee Wee Gaskins. Seorang penggemar yang tersesat? Entah.

Sebenarnya saya senang dengan adanya APWG. Itu bisa membuat saya terpacu untuk memberi semangat bagi orang-orang. Memberi contoh untuk memberikan yang terbaik di atas panggung. Memberi contoh bahwa dalam suatu pencapaian sebuah mimpi, banyak hal berat yang harus kami lewati. Kami harus terus semangat. Dan kami lewati itu semua. Dalam bahasa Arab ada istilah `Man Jadda Wajada` yang bermakna: `Orang yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Dan kami mencoba berjuang untuk itu.

Pee Wee Gaskins Dipukuli di Surabaya

<i>Pee Wee Gaskins</i> Dipukuli di Surabaya
Pee Wee Gaskins

INILAH.COM, Jakarta - Aksi pemukulan dan penyerangan terhadap musisi lokal kembali terjadi. Kali ini menimpa band pop punk asal Jakarta, Pee Wee Gaskins, di Surabaya.

Kejadiannya bermula ketika rombongan Pee Wee Gaskins selesai melakukan
kegiatan interviu di salah satu radio di Surabaya, Jumat (10/12),
diserang sekelompok orang yang mengaku sebagai suporter salah satu
klub sepakbola terbesar di Surabaya.

Mereka menyerang rombongan Pee Wee Gaskins dengan membabi-buta
menggunakan kayu, batu conblok, serta helm sebagai senjata.
Salah satu korban dari adalah Reegi Regani, road manager Pee Wee Gaskins yang mengalami memar di wajah dan luka di bagian kepala karena dipukul dengan helm dan batu conblok.

Menurut Dochi, salah satu frontman Pee Wee Gaskins, jumlah penyerang
mencapai puluhan orang dengan dandanan ala bonek yang rata-rata berusia
30-40 tahun sambil mengendarai sepeda motor.

Akar permasalahan ini bermula dari adanya gosip atau isu yang berhembus di salah satu situs jejaring sosial yang mengatakan Pee Wee Gaskins telah melakukan pembakaran terhadap bendera dan atribut dari tim sepakbola tersebut.
Namun dari manajemen Pee Wee Gaskins membantah melakukan pembakaran terhadap bendera atau atribut dari tim sepakbola manapun atau pihak manapun.

"Kami juga ingin mengklarifikasi bahwa berita mengenai pembakaran bendera klub sepakbola di Surabaya maupun di Bandung adalah sama sekali tidak benar dan merupakan fitnah keji yang disulut oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab," jelas rilis yang diterbitkan oleh Pee Wee Gaskins.

pee wee gaskins

Profil dan Biodata Pee Wee Gaskins

Pee Wee Gaskins band beraliran pop, punk dan melodic rock ditambah sentuhan synthesizer ini kembali lagi dengan sebuah album baru ‘The Sophomore’ setelah sebelumnya sempat merilis mini album ‘Stories Of Our High School’.Dengan beranggotakan Dochi (Gitar, Vokal), Sansan (Gitar, Vokal), Omo (Synthesizer), Eye (Bass) dan Aldi (Drum), Pee Wee Gaskins kini siap membuat kamu menjadi salah satu bagian dari mereka yakni Party Dorks.

Dengan misi ‘With the name of series, we try to make killer music’, Pee Wee Gaskins yang terbentuk atas nama seorang pembunuh berantai Donald Gaskins ini, akan menunjukkan kelihaian skill bermain musik mereka yang sudah diakui oleh masyarakat luas.

Dan sekarang dengan album yang sudah di launching di Bulungan Concert Hall dan terjual sebanyak 4000 keping itu, Pee Wee Gaskins dengan produser nya Dadi Superglad siap merambah dunia musik Indonesia bersama Variant Records/Alfa Records.

Profil dan Biodata Pee Wee Gaskins

Pee Wee Gaskins ‘The Sophomore’ :

01. When Did Men Start Shaving Thier Beards
02. Welcoming The Sophomore
03. Dibalik Hari Esok
04. Be Seen and Be Sceen
05. On A Day Just Like This
06. Heartbreak Can Be A Good Business
07. Hadapi Dunia
08. Tentukan Hari Yang Terbaik
09. Everyday & Evrynight
10. I Hang Out With Zombie Without Being One Of Them
11. Dorks Never Say Die
12. Berdiri Terinjak 2k9 (Featuring Saski)
13. Tatiana 2k9

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger